Sejarah Pikiran Rakyat Hingga saat ini, Intip juga Yuk Profile Video Pikiran Rakyat Media Network

- 28 Februari 2023, 16:07 WIB
Dok Pikiran Rakyat
Dok Pikiran Rakyat /

Pendekatan terhadap Kodam VI/Siliwangi pun membuahkan hasil. Panglima Kodam (Pangdam) VI Siliwangi, Ibrahim Adjie, yang sukses memberantas pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, mengajak para wartawan tersebut membentuk sebuah yayasan.

Badan hukum yang dipilih sengaja yayasan, mengingat pada masa itu badan hukum yayasan dipandang paling sesuai untuk menampung aspirasi dan cita-cita kebersamaan wartawan dan karyawan pers. Maka, pada April 1967 didirikanlah Jajasan Pikiran Rakjat Bandung.

Akhirnya, diwakili Sakti Alamsyah dan Atang Ruswita, mereka sepakat pula menerbitkan Harian Umum Angkatan Bersendjata Edisi Djawa Barat / Pikiran Rakjat. Harian Umum Angkatan Bersenjata Edisi Djawa Barat ini merupakan afiliasi Harian Umum Angkatan Bersenjata pusat yang terbit di ibukota, dengan surat izin terbit (SIT) No. 021/SK/DPHM/SIT/1966.

Nomor perdana Harian Umum Angkatan Bersenjata Edisi Djawa Barat terbit pada 24 Maret 1966, bertepatan dengan peringatan ke-20 peristiwa Bandung Lautan Api.

Para perintis dan pendiri utamanya yang dicantumkan dalam kepengurusan Jajasan Pikiran Rakjat Bandung antara lain: Sakti Alamsyah, Atang Ruswita, Amir Zainun, Soeharmono Tjitrosoewarno, Bram M. Darmaprawira, Dalius, Warsono Tydara, Syafik Umar, Parman Djajadiredja, Hilman BS, dan Gunadi Wibisono.

Sedangkan kelompok karyawan pers antara lain Suprijadi, TM. Achyar, Sagi, Nanang, Anang Rachmat, Sarkim, Sahri. M. Nawawi Alif dan Apandi.

Ada “peraturan tak tertulis” di antara para pelopor dan pendiri utama harian ini bahwa semua memiliki hak yang sama. Karena itu, ketika status yayasan akan berubah menjadi badan hukum perseroan terbatas, notaris kaget, mengingat pendirinya berjumlah hampir 29 orang (sedangkan, biasanya pemilik perusahaan semacam itu tidak banyak;paling dua - tiga orang).

Baru mau hampir setahun harian ini berjalan, Menteri Penerangan mencabut kembali peraturannya tentang keharusan pers berafiliasi dengan parpol atau ormas. Pangdam Siliwangi pun melepas sepenuhnya ketergantungan koran ini dari Kodam Siliwangi.

Maka, terhitung sejak 24 Maret 1967, Harian Umum Angkatan Bersenjata Edisi Djawa Barat/ Pikiran Rakjat berganti nama menjadi Harian Umum Pikiran Rakyat saja.
Kehidupan baru pun dimulai.

Regional ke nasional
Terpisah dari naungan militer, membuat HU Pikiran Rakyat harus memenuhi kebutuhannya sendiri. Enam tahun pertama sejak kelahirannya tahun 1967, nasib Pikiran Rakyat penuh jibaku dan keprihatinan, mengingat baik kantor,peralatan cetak,maupun alat tulis (termasuk mesin tik yang paling murah sekalipun) tak dimiliki Pikiran Rakyat. Oplah Pikiran Rakyat pun tak pernah lebih dari 20.000 eksemplar setiap harinya.

Halaman:

Editor: M. Khairil Ansyari


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah