Sebut saja di antaranya Palembang (Sumatera Selatan), Karawang (Jawa barat), Sulawesi Selatan dan Palangkaraya (Kalimantan Tengah). Namun nama Kalimantan Timur belum ada yang memunculkan.
Rencana memindahkan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur di kalangan pemerintah baru muncul belasan tahun pasca Tuan Guru Sekumpul wafat tahun 2005. Yaitu pada era pemerintahan Presiden Jokowi.
Seolah sepemikiran dengan Tuan Guru Sekumpul, pada Pidato Kenegaraan 16 Agustus 2019 Presiden Jokowi menyampaikan secara gamblang wacana pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur.
Presiden Jokowi meminta dukungan dari anggota parlemen dan rakyat Indonesia untuk memindahkan ibu kota Indonesia ke pulau Kalimantan.
Baca Juga: Rugikan Negara Rp1,9 Miliyar, Bendahara UPK Karang Bintang Diproses Kejari Tanah Bumbu
Cerita Tuan Guru Sekumpul sudah memikirkan bahwa hanya Kaltim yang layak menjadi ibu kota Indonesia mendapat respons salah seorang santri yang lama ikut mengaji di Sekumpul, yaitu Istadz Khairullah Zain.
"Seorang wali Allah punya kemampuan visual dan nalar yang berbeda dengan orang awam. Karena mereka berpikir menggunakan akal Rabbani, sehingga mampu membaca yang belum terbaca oleh orang awam," kata Khairullah Zain
"Dalam sebuah Hadits Qudsi, Allah menyatakan bahwa jika Allah telah mencintai seorang hamba, maka dia menjadi pendengaran yang hamba tersebut mendengar dengannya,
Dia menjadi penglihatan yang hamba tersebut melihat dengannya, menjadi tangan yang hamba tersebut memukul dengannya, menjadi kaki yang hamba tersebut berjalan dengannya," terang pengagum para sufi dan wali ini
Baca Juga: Lengkapi Persyaratannya, Bantuan Inkubasi Bisnis Pesantren 2023 Akan Segera Dibuka