Inilah Masjid Tertua di Kalimantan Selatan

2 Maret 2024, 11:05 WIB
Masjid As Suada (Masjid Baangkat) di Desa Wasah Hilir, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan /ANTARA/

OKETANBU, Pikiran Rakyat - Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan (Kalsel), tak hanya dikenal sebagai ‘surga’ kuliner, tapi juga kota “seribu” masjid.Banyak sekali ditemukan masjid di kabupaten berjuluk Bumi Antaludin ini.

Sejumlah bangunan masjid khususnya masjid tua, punya sejarah tersendiri.Salah satu masjid tertua adalah Masjid Su’ada atau populer dengan sebutan Masjid Baangkat.

Letaknya di Desa Wasah Hilir, Kecamatan Simpur, sekitar tujuh kilometer dari Kandangan, ibu kota Kabupaten HSS.

pada tahun 1908 ini, sunguh menakjubkan.Arsitekturnya, bernilai seni tinggi.

Berbeda dengan masjid pada umumnya atau masjid zaman sekarang yang bergaya modern, Masjid Su’ada mempertahankan bangunan klasiknya.

Bahkan, 100 persen bahan bangunannya dibangun dari kayu berkualitas, yaitu kayu ulin dengan ukiran-ukiran, di bagian pagar teras.Juga di bagian tengah kuda-kuda tiap tingkatan atapnya.

Masjid ini juga memiliki dua kubah, dengan bentuk berbeda.Di bangunan induk masjid, bentuknya segitiga dengan pucuk dilengkapi hiasan seperti bunga.

Sedangkan di kubah bagian bangunan samping kanan berbentuk bundar dengan bagian ujung kuncup, juga dipucuknya terdapat hiasan.

Adapun kubahnya dari bahan sirap, sehingga serasi dengan keseluruhan bangunan, yang terbuat dari kayu ulin berkualitas pada zaman dulu.

Masjid ini memiliki pintu masuk yang tinggi-tinggi dan lebar.Termasuk jendelanya, serasi dengan bangunan yang bertiang, atau gaya rumah panggung. Itu di bagian luar.  Bagaimana dengan di bagian dalam?

Tak kalah indahnya, bagian dalam masjid juga terlihat unik.Keunikannya antara lain, kayu-kayunya tak ada yang dipaku, melainkan menggunakan teknik rasuk, atau menyambung pasak satu sama lain.

Meski demikian, pasak-pasak tersebut masih kokoh sampai sekarang.Lantainya  dari kayu ulin tebal dengan panjang mencapai 10 meter.

Bagian dalam masjid terdapat 16 tiang penyangga, dan empat tiang suku guru, atau penyangga tengah dan satu tiang keramat.Adapun tingginya, mencapai 10,8 meter.

Disebut tiang keramat, karena  waktu hendak meletakkan tiang tersebut, tingginya tak sama dengan tiang lain, sehingga peletakkannya pun ditunda keesokan harinya.

Mengapa disebut Masjid Baangkat?

Selain karena bentuknya menyerupai rumah panggung, dengan lantai dasar yang diangkat dan tidak menyentuk tanah, menyebabkan masjid ini memiliki kolong sebagai antisipasi banjir dan serangan binatang buas.

Editor: Dewi Mutmainnah

Terkini

Terpopuler