Tablik Akbar Forum Solidaritas Muslim Banua untuk Palestina, Serukan Umat Islam Boikot Produk Zionis

19 November 2023, 21:42 WIB
Tablik Akbar Forum Solidaritas Muslim Banua untuk Palestina, Serukan Umat Islam Boikot Produk Zionis /

OkeTanbu, Pikiran Rakyat - Semenjak subuh tadi Minggu (19/11), geliat suasana persiapan tabligh akbar di Masjid Hasanuddin Majedi sudah dapat dirasakan. Jam 7 pagi peserta mulai datang berbondong-bondong dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan yakni Tabalong, Kandangan, Batola, Martapura, Tanah Laut dan daerah lainnya memenuhi ruang induk masjid, aula hingga ke ruang kelas sekolah.

Ada lebih dari seratus santri Darul Inqilabi Martapura membantu pelaksanaan kegiatan tabligh akbar agar berjalan dengan lancar dan khidmat. Anak-anak muda ini membantu peserta merapikan sandal, parkir dan juga membagikan konsumsi untuk peserta yang baru datang. Mereka juga membantu pengumpulan donasi dari para peserta Tabligh Akbar. Hingga pukul 10.06 sudah terkumpul Rp. 53.825.000,-.

Forum Solidaritas Muslim Banua Untuk Palestina merupakan gabungan remaja-remaja muda masjid yang peduli Gaza.

Tabligh akbar dibuka oleh panitia dengan pembacaan tilawah oleh ustadz Hasanuddin kemudian sambutan tuan rumah dari Ketua Umum Mesjid Hasanudin Majedi, Ust. H. Muhammad Fauzi.

Disampaikan oleh ustadz H. Zainal Hakim, Lc. sejak tanggal 7 Oktober 2023 saudara-saudara di Palestina dibombardi oleh Zionis Israel. Hari ini sudah memasuki hari ke 44 banjir darah al Aqsa atas perjuangan muslim palestina melawan superpower negara adidaya yang mendukung penjajahan zionis Israel atas Palestina.

Lebih dari 11.000 anak-anak, perempuan dan masyarakat sipil Palestina syahid bertemu Rabbnya. Sementara, di sini banyak mata umat Islam yang mulai terbuka matanya. Umat muslim dunia mulai memiliki kesadaran akan persaudaraan dan keimanan mereka. 

Yakni kesadaran historis atas tanah Palestina sebagaimana firman Allah di dalam Al Qur’an yang mengisahkan Nabi Ibrahim as, nabi Musa as, Nabi Yakub as, Nabi Sulaiman as, Nabi Daud as, Nabi Yusuf as, Nabi Ismail as yang semuanya bertempat di Palestina.

Masjidil Aqsa masjid yg diberkahi, namun mengapa darah umat Islam tertumpah disana. Padahal, 30 persen kisah didalam Al Qur’an  bertempat di Palestina. Allah pun berjanji, bahwa di Palestinalah hamba-hamba Allah yang beriman dan sholeh berada di sana. Namun mengapa sekarang Palestina justru di jajah dan diduduki oleh Zionis Yahudi.

Dr. H. Arim Nasim membacakan QS Ali Imron ayat 102: Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.

Hadist Rasulullah SAW: “Orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuhnya ikut merasakan tidak bisa tidur dan panas (turut merasakan sakitnya)” Shahih Muslim 4685. 

Demikianlah, yang dirasakan seluruh muslim dunia atas yang dialami muslim Palestina adalah bukti keimanan kaum muslim. Apa yang bisa dilakukan sesama muslim. Apakah cukup dengan berdoa? Apakah cukup dengan berdonasi? 

Warga Palestina telah menyerahkan jiwa mereka untuk membela Palestina. Namun mengapa negeri-negeri Arab tidak bisa memberikan pertolongan riil terhadap Palestina. 

Padahal Allah menyampaikan dalam Qur’an Surah Ali Imran ayat 110: Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia; menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.

Penjajahan Palestina oleh Zionis yang sudah berlangsung sejak 1948 telah meningkatkan semangat dan ghiroh umat Islam bahwa masalah Palestina adalah masalah kaum muslimin diseluruh dunia. Bahkan PBB sudah ratusan kali memberikan somasi kepada Zionis Israel. Namun, pendudukan terus dilangsungkan, hingga tersisa 15 persen wilayah Palestina pada saat ini.

Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

“Hampir saja para umat (kafir dan fasik) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring.”

Kemudian seseorang bertanya, ”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?”

Rasulullah SAW berkata, “Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai buih di lautan. Allah menghilangkan rasa takut di hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian penyakit Wahn.

Kemudian seseorang bertanya, ”Apa itu Wahn?” Rasulullah ﷺ berkata, ”Cinta dunia dan takut mati.” (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Penyakit cinta dunia itu ditampakkan secara nyata oleh para penguasa negeri-negeri muslim. Di tengah pembantaian saudaranya di Palestina, mereka lebih memilih menggelar konser, mengekspor minyak ke negara agresor, dan lain sebagainya.

Penyakit takut mati juga sangat nyata dengan ketundukkan mereka pada kemauan Barat.

Mereka sangat takut kepada Barat, sampai-sampai saat Barat menganjurkan demokrasi, nation state, dan moderasi Islam, mereka menerima mentah-mentah, sembari menolak penerapan syariat dan Khilafah.

Itulah penyakit Wahn yang membuat kaum muslim hari ini lemah dan terjajah. Mereka cinta dunia, takut mati, tunduk pada Barat, dan abai terhadap sistem negara warisan Nabi ﷺ.

Selama kaum muslim masih setia dan tunduk pada permainan Barat, yaitu demokrasi dan nation state, selama itu pula mereka menderita Wahn dan terus terjajah.

Bahkan tentara aktif negeri muslim yang dekat dengan Palestina seperti Pakistan, Iran, Mesir, Arab, tidak memiliki kemampuan mengalahkan Zionis Yahudi? Mengapa mereka tidak mampu, padahal jumlah mereka lebih banyak dan lebih kuat.

Apakah karena Yahudi kuat? 

Tidak, penyebabnya adalah kaum muslim lemah meski jumlah muslim banyak. Mengapa kehebatan kaum muslim lenyap?

Menurut Ust. Taufik NT, sumber kekuatan umat Islam adalah umat Islam harus bersatu seperti satu tubuh. Karena yang dijajah saat ini adalah seluruh kaum muslimin. Palestina benar dijajah secara fisik. Namun negeri kaum muslimin yang lain seperti Indonesia dan juga negara Arab lainnya juga sedang dijajah secara ekonomi dengan penerapan sistem ekonomi kapitalis dan sekat-sekat nasionalisme.

Untuk bisa merdeka, kaum muslimin harus merdeka dari pemikiran dan sistem hidup kufur.

Apakah bisa berharap dengan PBB? Padahal PBB sudah ratusan kali mengeluarkan somasi, namun terbukti tidak bisa menghentikan kebiadaban Zionis Israel?

Apakah bisa dengan berdo’a? Bisa dilakukan. Namun apakah cukup?

Apakah dengan hijrah? Solusi hijrah bisa dilakukan, jika warga Israel yang dihijrahkan adalah penduduk Yahudi ke Amerika. Bukan menghijrahkan penduduk muslim Palestina ke negeri yang Allah berkahi. 

Menghijrahkan warga muslim Palestina ke luar negaranya sama dengan rumah menghijrahkan anggota keluarga yang rumahnya sedang dirampok. Yang menjadi pertanyaan, apakah pemilik rumah harus keluar dari rumahnya atau berbagi rumah dengan perampok, ataukah mereka wajib mempertahankan rumahnya.

 

Ustadz DR. Wahyudi Ibnu Yusuf, M.Pd menyitir Zulfakar Ali, menyatakan pentingnya persatuan kaum muslimin untuk membebaskan saudara muslim Palestina dari penjajahan. Beliau menyatakan, tidak akan baik urusan umat ini, hingga mereka memperbaiki umat seperti generasi awal memperbaiki umat. Kita masih ingat kitab Hadist dari Imam Bukhari. Rihlah beliau mencapai 14.000 km. Saat itu tidak ada visa, paspor dan pesawat. 

Di Kalimantan Selatan seorang Sultan saat memeluk Islam beliau diikuti oleh 15.000 penduduk banjar memeluk Islam. Beliau adalah sultan Suriansyah. Setelah memeluk Islam, beliau berangkat haji ke Mekah dan menemui Sultan Sulaiman Al Qanuni. Beliau ditetapkan sebagai Sultan Banjar.

Mufti Sultan Banjar, Syaikh Muhammad Arsyad al Banjari, 30 tahun tinggal di Mekah.

Mereka semua tidak memerlukan visa maupun paspor atau mengurus izin tinggal pergi kesana. Karena pada masa itu tidak ada sekat-sekat negara bangsa.

Eropa bersatu, padahal perintah persatuan tidak ada didalam kitab suci mereka? Sementara Allah berulang kali menyampaikan dalam firmannya agar kaum muslim bersatu.

Ustadz DR. Wahyudi Ibnu Yusuf, M.Pd pimpinan pondok pesantren Ma’had Darul Maarif menyerukan umat Islam untuk memboikot produk-produk zionis Israel termasuk produk pemikiran nasionalisme yang telah memecah belah persaudaraan kaum musliminin dalam sekat negara bangsa. Umat Islam harus bersatu dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Wallahu A’lam  Bishawab.***(rel)

Editor: M. Khairil Ansyari

Tags

Terkini

Terpopuler